BeritaBengkulu.id - Bank Indonesia menyebutkan memasuki triwulan I 2017 kondisi perekonomian Provinsi Bengkulu mengalami perlambatan dan diperkirakan tumbuh sekitar 5,16 persen

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Minggu, menyebutkan, pada triwulan IV 2016, perekonomian dicatat tumbuh lebih baik, yakni sebesar 5,56 persen (yoy).

"Ekspektasi konsumsi diperkirakan kembali mereda pascaperayaan natal serta libur akhir tahun 2016, jadi konsumsi di awal 2017 tidak sebesar kemarin, ini salah satu penyebab perlambatan," kata Endang.

Sementara, perekonomian Provinsi Bengkulu sebagian besar disumbang dari sektor konsumsi, baik konsumsi rumah tangga maupun pemerintah daerah.

Menurut Endang, perlambatan juga diprediksi akibat dari konsumsi pemerintah daerah yang masih tertahan sebagaimana pola ekspansi fiskal di awal tahun.

"Perda APBD Provinsi Bengkulu 2017 belum disetujui sampai tengah Februari, ini juga ikut membuat realisasi berbagai program tertunda sehingga belanja daerah menjadi sedikit terlambat," kata dia.

Bank Indonesia merekomendasikan agar provinsi, kabupaten dan kota di Bengkulu mengoptimalkan realisasi belanja daerah sejak awal tahun.

"Efeknya, perekonomian juga akan lebih stabil, selain itu infrastruktur yang dibangun juga akan meningkatkan akses berbagai kegiatan ekonomi di daerah," ujarnya.

Walau pun melambat, perekonomian Bengkulu diperkirakan tetap masih berada diatas angka rata-rata perekonomian Sumatera maupun nasional. (***)

Perekonomian Bengkulu Melambat

BeritaBengkulu.id - Bank Indonesia menyebutkan memasuki triwulan I 2017 kondisi perekonomian Provinsi Bengkulu mengalami perlambatan dan diperkirakan tumbuh sekitar 5,16 persen

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Minggu, menyebutkan, pada triwulan IV 2016, perekonomian dicatat tumbuh lebih baik, yakni sebesar 5,56 persen (yoy).

"Ekspektasi konsumsi diperkirakan kembali mereda pascaperayaan natal serta libur akhir tahun 2016, jadi konsumsi di awal 2017 tidak sebesar kemarin, ini salah satu penyebab perlambatan," kata Endang.

Sementara, perekonomian Provinsi Bengkulu sebagian besar disumbang dari sektor konsumsi, baik konsumsi rumah tangga maupun pemerintah daerah.

Menurut Endang, perlambatan juga diprediksi akibat dari konsumsi pemerintah daerah yang masih tertahan sebagaimana pola ekspansi fiskal di awal tahun.

"Perda APBD Provinsi Bengkulu 2017 belum disetujui sampai tengah Februari, ini juga ikut membuat realisasi berbagai program tertunda sehingga belanja daerah menjadi sedikit terlambat," kata dia.

Bank Indonesia merekomendasikan agar provinsi, kabupaten dan kota di Bengkulu mengoptimalkan realisasi belanja daerah sejak awal tahun.

"Efeknya, perekonomian juga akan lebih stabil, selain itu infrastruktur yang dibangun juga akan meningkatkan akses berbagai kegiatan ekonomi di daerah," ujarnya.

Walau pun melambat, perekonomian Bengkulu diperkirakan tetap masih berada diatas angka rata-rata perekonomian Sumatera maupun nasional. (***)