BeritaBengkulu.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung melatih sebanyak 30 orang kader konservasi tentang cara pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sekaligus membentuk kelompok masyarakat peduli api.
"Mereka dilatih cara pengendalian kebakaran hutan, karena kebakaran hutan menjadi salah satu persoalan belakangan ini," kata Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung, Abu Bakar di sela-sela pelatihan kader konservasi di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang, Kota Bengkulu, Kamis (20/4/2017).
Ia mengatakan, para kader konservasi yang sebagian besar merupakan pemuda dan mahasiswa itu berasal dari kelompok masyarakat, pecinta alam dan komunitas yang bergerak di bidang konservasi.
Para kader konservasi tersebut kata dia, diharapkan menjadi ujung tombak dalam pelestarian kawasan konservasi yang berada di bawah pengelolaan BKSDA Bengkulu-Lampung. Untuk wilayah Provinsi Bengkulu kata dia, terdapat lebih dari 30 kawasan konservasi yang diawasi dan diamankan dari pengrusakan, termasuk ancaman kebakaran hutan.
Kawasan konservasi yang pernah terbakar antara lain Cagar Alam Dusun Besar (CADB) di Kota Bengkulu pada 2015 yang menghanguskan dua hektare hutan.
"Termasuk TWA Pantai Panjang ini pernah terbakar dan menghanguskan ekosistem mangrove yang berada di belakang kantor resor," ucapnya.
Teknik yang digunakan dalam penanggulangan kebakaran tersebut adalah dengan teknik mengisolasi area yang terbakar sehingga tidak meluas ke lokasi lainnya.
Dirinya berharap para kader ini akan menyebarluaskan informasi dan pengetahuan terkait pentingnya menjaga kelestarian hutan, termasuk mengedukasi masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan. Selain dilatih tentang pengendalian kebakaran hutan, mereka juga dilatih tentang pemetaan, survival atau bertahan hidup, penjelajahan dan pengenalan vegetasi ekosistem tertentu.
(OK)
Antisipasi Kebakaran Hutan Bengkulu !
BeritaBengkulu.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung melatih sebanyak 30 orang kader konservasi tentang cara pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sekaligus membentuk kelompok masyarakat peduli api.
"Mereka dilatih cara pengendalian kebakaran hutan, karena kebakaran hutan menjadi salah satu persoalan belakangan ini," kata Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung, Abu Bakar di sela-sela pelatihan kader konservasi di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang, Kota Bengkulu, Kamis (20/4/2017).
Ia mengatakan, para kader konservasi yang sebagian besar merupakan pemuda dan mahasiswa itu berasal dari kelompok masyarakat, pecinta alam dan komunitas yang bergerak di bidang konservasi.
Para kader konservasi tersebut kata dia, diharapkan menjadi ujung tombak dalam pelestarian kawasan konservasi yang berada di bawah pengelolaan BKSDA Bengkulu-Lampung. Untuk wilayah Provinsi Bengkulu kata dia, terdapat lebih dari 30 kawasan konservasi yang diawasi dan diamankan dari pengrusakan, termasuk ancaman kebakaran hutan.
Kawasan konservasi yang pernah terbakar antara lain Cagar Alam Dusun Besar (CADB) di Kota Bengkulu pada 2015 yang menghanguskan dua hektare hutan.
"Termasuk TWA Pantai Panjang ini pernah terbakar dan menghanguskan ekosistem mangrove yang berada di belakang kantor resor," ucapnya.
Teknik yang digunakan dalam penanggulangan kebakaran tersebut adalah dengan teknik mengisolasi area yang terbakar sehingga tidak meluas ke lokasi lainnya.
Dirinya berharap para kader ini akan menyebarluaskan informasi dan pengetahuan terkait pentingnya menjaga kelestarian hutan, termasuk mengedukasi masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan. Selain dilatih tentang pengendalian kebakaran hutan, mereka juga dilatih tentang pemetaan, survival atau bertahan hidup, penjelajahan dan pengenalan vegetasi ekosistem tertentu.
(OK)