KAUR - Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Kaur sampai saat ini belum memiliki peralatan memadai untuk menertibkan ternak-ternak yang berkeliaran di jalan dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Sebab selama ini, penangkapan ternak hanya mengandalkan para petugas dengan tangan kosong. Kondisi itu sering membahayakan bahkan mencederai petugas.

“Kita ini sekarang ini masih kekurangan peralatan untuk menangkap hewan ternak yang berkeliaran di jalan raya dan tempat umum,” kata Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Zailan SPd melalui Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Edwarman, kepada BE, kemarin (3/3).
Dikatakannya, meski pihaknya sudah berupaya maksimal menerapkan Perda Nomor 19 tahun 2013 tentang Larangan Ternak dan Penertiban Hewan Ternak. Namun hingga kini masih banyak masyarakat yang membiarkan ternaknya berkeliaran di fasilitas umum, terutama jalan raya. Operasi penertiban ternak yang dilakukan selama ini pun juga seperti tak memberi efek jera bagi pemilik ternak.

“Kesadaran masyarakat mengandangkan ternak ini rendah, tapi kita terus melakukan penertiban ternak yang berkeliaran, untuk menjaga keindahan kota dan memberi rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan,” terangnya.

Lanjutnya, untuk melakukan penertiban ternak berkeliaran tersebut, pihaknya membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti tembak bius. Sebab hingga kini belum tersedianya tembak bius, dan juga jaring untuk menangkap ternak hingga kini belum ada. Akibatnya, petugas tak bisa menangkap ternak dalam jumlah banyak.

“Kita melakukan penangkapan secara manual oleh petugas sangat berbahaya dan bisa mencederai petugas. Bahkan, ada petugas yang terluka dan terkilir karena diseret sapi,” ujarnya.

Ditambahkannya, selain tembak bius dan jaring, tambah Edwar, pihaknya juga membutuhkan tambahan mobil pengangkut hewan ternak, karena mobil yang ada selama ini tidak cukup untuk mengankut hewan ternak.

Padahal keberadaan ternak yang berkeliaran terutama di jalan-jalan kota, sangat mengganggu kenyamanan dan keselamatan para pengguna jalan. Bahkan tidak sedikit pula pengendara sepeda motor yang cidera atau meninggal akibat bertabrakan dengan hewan ternak tersebut.

“Kita ini butuh peralatan yang memadai seperti bius dan jaring itu. Juga mobil patroli masih kurang untuk mengangkut ternak, karena satu mobil itu hanya bisa mengangkut tiga ternak. Padahal kita menertibkan ternak itu kadang dapat 6 sampai 8 ternak,” jelasnya. (***)

Satpol PP Butuh Tembak Bius, Mau Nembak Siapa?

KAUR - Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Kaur sampai saat ini belum memiliki peralatan memadai untuk menertibkan ternak-ternak yang berkeliaran di jalan dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Sebab selama ini, penangkapan ternak hanya mengandalkan para petugas dengan tangan kosong. Kondisi itu sering membahayakan bahkan mencederai petugas.

“Kita ini sekarang ini masih kekurangan peralatan untuk menangkap hewan ternak yang berkeliaran di jalan raya dan tempat umum,” kata Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Zailan SPd melalui Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Edwarman, kepada BE, kemarin (3/3).
Dikatakannya, meski pihaknya sudah berupaya maksimal menerapkan Perda Nomor 19 tahun 2013 tentang Larangan Ternak dan Penertiban Hewan Ternak. Namun hingga kini masih banyak masyarakat yang membiarkan ternaknya berkeliaran di fasilitas umum, terutama jalan raya. Operasi penertiban ternak yang dilakukan selama ini pun juga seperti tak memberi efek jera bagi pemilik ternak.

“Kesadaran masyarakat mengandangkan ternak ini rendah, tapi kita terus melakukan penertiban ternak yang berkeliaran, untuk menjaga keindahan kota dan memberi rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan,” terangnya.

Lanjutnya, untuk melakukan penertiban ternak berkeliaran tersebut, pihaknya membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti tembak bius. Sebab hingga kini belum tersedianya tembak bius, dan juga jaring untuk menangkap ternak hingga kini belum ada. Akibatnya, petugas tak bisa menangkap ternak dalam jumlah banyak.

“Kita melakukan penangkapan secara manual oleh petugas sangat berbahaya dan bisa mencederai petugas. Bahkan, ada petugas yang terluka dan terkilir karena diseret sapi,” ujarnya.

Ditambahkannya, selain tembak bius dan jaring, tambah Edwar, pihaknya juga membutuhkan tambahan mobil pengangkut hewan ternak, karena mobil yang ada selama ini tidak cukup untuk mengankut hewan ternak.

Padahal keberadaan ternak yang berkeliaran terutama di jalan-jalan kota, sangat mengganggu kenyamanan dan keselamatan para pengguna jalan. Bahkan tidak sedikit pula pengendara sepeda motor yang cidera atau meninggal akibat bertabrakan dengan hewan ternak tersebut.

“Kita ini butuh peralatan yang memadai seperti bius dan jaring itu. Juga mobil patroli masih kurang untuk mengangkut ternak, karena satu mobil itu hanya bisa mengangkut tiga ternak. Padahal kita menertibkan ternak itu kadang dapat 6 sampai 8 ternak,” jelasnya. (***)