Air Terjun Mandi Angin


KABUPATEN Mukomuko punya keindahan alam yang luar biasa. Yang ini sangat berpotensi untuk digarap guna meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Selain memiliki pantai yang indah, Mukomuko juga dikenal memiliki Danau Nibung dan Danau Lebar. Terbaru yang belum cukup dikenal dan bisa menjadi ikon wisata Mukomuko, adalah Air Terjun Mandi Angin.
Diklaim sebagai air terjun paling tinggi di Provinsi Bengkulu yang memiliki ketinggian 50 meter. Berada di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang masih cukup alami, masuk wilayah Desa Air Berau, Kecamatan Pondok Suguh.
Untuk menuju ke lokasi air terjun ini, relatif mudah karena bisa dicapai dengan mengendarai sepeda motor atau mobil hingga ke tebing air terjun. Butuh waktu perjalanan selama lebih kurang 3 jam dari Kota Mukomuko ke bukit tersebut, lalu ditambah dengan berjalan kaki menuruni tebing ke posisi air itu jatuh yang berupa telaga, antara 10-15 menit bila tak hujan.
Bila ditarik jarak dari Kota Bengkulu menuju ke lokasi, butuh perjalanan menggunakan mobil atau sepeda motor lebih kurang selama 6 jam. Dari Desa Air Berau ke titik air terjun, menempuh jalan kebun perusahaan kelapa sawit PT Dharia Dharma Pratama (PT.DDP) ditambah jalan kebun masyarakat berupa jalan tanah berkoral.
Selama perjalanan kiri kanan jalan disuguhi pemandangan kebun kelapa sawit yang luasnya berpuluh-puluh ribu hektare. Kondisi jalan tanah berkoral itu akan memberikan tantangan dan sensasi tersendiri, terutama bila mengendarai sepeda motor. Sambil menikmati pemandangan berdiri kokohnya kayu-kayu berukuran besar yang menjulang ke langit.
Jerih payah, terbayar lunas ketika tiba di lokasi Air Terjun Mandi Angin. Meski harus berjalan sekitar 100 meter lagi ke arah hulu dari aliran sungai tempat kita turun, dipastikan tidak akan mebuat lelah. Dari dari kejauhan sudah terlihat betapa mempesona hasil karya alam cipta Tuhan itu.
“Masya Allah, Subhanallah, begitu besar mahakarya Allah,” ungkapan spontan dari salah satu pengunjung saat tiba pertama kali di lokasi.
Rasa lelah sepanjang perjalanan benar-benar terbayarkan bahkan lebih. Seketika letih hilang, berganti kesejukan oleh terpaan air. Berdiri dari jarak 50 meter dari titik air itu jatuh, pakaian kita basah oleh air yang terbawa angin. Seakan mandi uap air. Karena itu pula masyarakat setempat menamai air terjun itu Mandi Angin.
Air segar yang mengalir dan percikan air terjun menambah rasa tidak ingin segera berlalu dari lokasi. Dipastikan membuat betah pengunjung berlama-lama. Apalagi berendam di telaga air terjun itu. Airnya jernih dan sangat sejuk.
“Tidak disangka sama sekali, luar biasa. Coba ini dimanfaatkan pemerintah, dengan membuka akses yang lebih baik serta didukung fasilitas yang memadai di lokasi ini. Pasti sangat banyak orang yang mau ke sini. Kalau sekarang inikan promosi tidak ada, terus petunjuk jalan ke sini masih belum ada sama sekali,” kata salah satu pengunjung Hariansyah, S.Sos, warga Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Ipuh yang sempat kesasar ketika mengunjungi air terjun ini dengan hanya modal petunjuk dari cerita orang.(RB)

Air Terjun Mandi Angin, Tertinggi di Bengkulu

Air Terjun Mandi Angin


KABUPATEN Mukomuko punya keindahan alam yang luar biasa. Yang ini sangat berpotensi untuk digarap guna meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Selain memiliki pantai yang indah, Mukomuko juga dikenal memiliki Danau Nibung dan Danau Lebar. Terbaru yang belum cukup dikenal dan bisa menjadi ikon wisata Mukomuko, adalah Air Terjun Mandi Angin.
Diklaim sebagai air terjun paling tinggi di Provinsi Bengkulu yang memiliki ketinggian 50 meter. Berada di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang masih cukup alami, masuk wilayah Desa Air Berau, Kecamatan Pondok Suguh.
Untuk menuju ke lokasi air terjun ini, relatif mudah karena bisa dicapai dengan mengendarai sepeda motor atau mobil hingga ke tebing air terjun. Butuh waktu perjalanan selama lebih kurang 3 jam dari Kota Mukomuko ke bukit tersebut, lalu ditambah dengan berjalan kaki menuruni tebing ke posisi air itu jatuh yang berupa telaga, antara 10-15 menit bila tak hujan.
Bila ditarik jarak dari Kota Bengkulu menuju ke lokasi, butuh perjalanan menggunakan mobil atau sepeda motor lebih kurang selama 6 jam. Dari Desa Air Berau ke titik air terjun, menempuh jalan kebun perusahaan kelapa sawit PT Dharia Dharma Pratama (PT.DDP) ditambah jalan kebun masyarakat berupa jalan tanah berkoral.
Selama perjalanan kiri kanan jalan disuguhi pemandangan kebun kelapa sawit yang luasnya berpuluh-puluh ribu hektare. Kondisi jalan tanah berkoral itu akan memberikan tantangan dan sensasi tersendiri, terutama bila mengendarai sepeda motor. Sambil menikmati pemandangan berdiri kokohnya kayu-kayu berukuran besar yang menjulang ke langit.
Jerih payah, terbayar lunas ketika tiba di lokasi Air Terjun Mandi Angin. Meski harus berjalan sekitar 100 meter lagi ke arah hulu dari aliran sungai tempat kita turun, dipastikan tidak akan mebuat lelah. Dari dari kejauhan sudah terlihat betapa mempesona hasil karya alam cipta Tuhan itu.
“Masya Allah, Subhanallah, begitu besar mahakarya Allah,” ungkapan spontan dari salah satu pengunjung saat tiba pertama kali di lokasi.
Rasa lelah sepanjang perjalanan benar-benar terbayarkan bahkan lebih. Seketika letih hilang, berganti kesejukan oleh terpaan air. Berdiri dari jarak 50 meter dari titik air itu jatuh, pakaian kita basah oleh air yang terbawa angin. Seakan mandi uap air. Karena itu pula masyarakat setempat menamai air terjun itu Mandi Angin.
Air segar yang mengalir dan percikan air terjun menambah rasa tidak ingin segera berlalu dari lokasi. Dipastikan membuat betah pengunjung berlama-lama. Apalagi berendam di telaga air terjun itu. Airnya jernih dan sangat sejuk.
“Tidak disangka sama sekali, luar biasa. Coba ini dimanfaatkan pemerintah, dengan membuka akses yang lebih baik serta didukung fasilitas yang memadai di lokasi ini. Pasti sangat banyak orang yang mau ke sini. Kalau sekarang inikan promosi tidak ada, terus petunjuk jalan ke sini masih belum ada sama sekali,” kata salah satu pengunjung Hariansyah, S.Sos, warga Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Ipuh yang sempat kesasar ketika mengunjungi air terjun ini dengan hanya modal petunjuk dari cerita orang.(RB)