Isi pesan karanga bunga ke Markas Polisi, Kamis (4/5/2017)
Berbagai macam karangan bunga dikirim ke Markas Polisi belakangan ini dengan sejumlah isi pesan.
Rata-rata memang berisikan pesan menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila. Namun di balik itu terselip pesan yang dominan yakni tuntutan bebaskan Ahok dan mengecam organisasi semacam FPI dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Peristiwa ini memang dimulai ketika Ahok-Djarot kalah dalam Pilkada DKI 2017 lalu.
Anies-Sandi memimpin perolehan suara sejak masa hitung cepat di semua lembaga survei hingga perhitungan resmi KPU DKI.
Setelah momen Pilkada itu usai, aksi kirim karangan bunga bergeser ke markas polisi baik di Mabes Polri maupun Mapolda Metro Jaya.
Bahkan pengiriman bungan berlangsung hingga ke Istana Kepresidenan.
Siapa sebenarnya di balik pengiriman ribuan karangan bunga itu?
Mudah ditebak sebenarnya jika dicermati dari Pilkada DKI beberapa waktu lalu.
Mereka yang kontra dengan Anies kerap memakai idiom-idiom Kebhinekaan, Keberagaman, Toleransi, Pluralisme, dan Keutuhan NKRI sebagai senjata menyerang Anies-Sandi.
Maklum, mereka yang dianggap anti Ahok dianggap anti keberagaman dan membawa isu SARA.
Padahal siapa sangka di kubu Anies justru tak kalah bhinnekanya dengan kubu Ahok.
Nah, isu-isu itu masih merembet pada perisitiwa kirim bunga belakangan ini.
Dengan mudah diketahui jika kita melihat jargon-jargon dan idiom yang dibawa dalam pesan bunga akan mudah ditebak siapa pengirimnya. Bahkan siapa pemodalnya.
Setidaknya, sudah ribuan dipampang di depan gedung Mabes Polri.
Berikut foto-foto yang menampilkan masing-masing pesan tersebut.
(PS)

Menelusuri Dalang Pengirim Bunga di Mabes Polri

Isi pesan karanga bunga ke Markas Polisi, Kamis (4/5/2017)
Berbagai macam karangan bunga dikirim ke Markas Polisi belakangan ini dengan sejumlah isi pesan.
Rata-rata memang berisikan pesan menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila. Namun di balik itu terselip pesan yang dominan yakni tuntutan bebaskan Ahok dan mengecam organisasi semacam FPI dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Peristiwa ini memang dimulai ketika Ahok-Djarot kalah dalam Pilkada DKI 2017 lalu.
Anies-Sandi memimpin perolehan suara sejak masa hitung cepat di semua lembaga survei hingga perhitungan resmi KPU DKI.
Setelah momen Pilkada itu usai, aksi kirim karangan bunga bergeser ke markas polisi baik di Mabes Polri maupun Mapolda Metro Jaya.
Bahkan pengiriman bungan berlangsung hingga ke Istana Kepresidenan.
Siapa sebenarnya di balik pengiriman ribuan karangan bunga itu?
Mudah ditebak sebenarnya jika dicermati dari Pilkada DKI beberapa waktu lalu.
Mereka yang kontra dengan Anies kerap memakai idiom-idiom Kebhinekaan, Keberagaman, Toleransi, Pluralisme, dan Keutuhan NKRI sebagai senjata menyerang Anies-Sandi.
Maklum, mereka yang dianggap anti Ahok dianggap anti keberagaman dan membawa isu SARA.
Padahal siapa sangka di kubu Anies justru tak kalah bhinnekanya dengan kubu Ahok.
Nah, isu-isu itu masih merembet pada perisitiwa kirim bunga belakangan ini.
Dengan mudah diketahui jika kita melihat jargon-jargon dan idiom yang dibawa dalam pesan bunga akan mudah ditebak siapa pengirimnya. Bahkan siapa pemodalnya.
Setidaknya, sudah ribuan dipampang di depan gedung Mabes Polri.
Berikut foto-foto yang menampilkan masing-masing pesan tersebut.
(PS)